2016 Sejauh Ini…..

Tentang nyokap, saudara, teman, artis idola, pemain bola, gebetan dan tentang diri sendiri.

Ayam bengong
Ayam sakit
Beberapa hari belakangan ini, temen kantor gue sering menangkap basah kalo gue sedang bengong. Padahal gue gak lagi keramas. Kenapa harus basah ?
Temen gue menyangka kalo gue sedang sakit. Temen gue gak sepenuhnya salah. Meski raga ini terlihat baik, tetapi tidak dengan batin. Saat batin tidak berfungsi dengan semestinya, suasana hati pun mengikutinya.
Otak gue sedang dibebani pikiran. Pikirannya cuman satu. Antara bertahan atau pindah. Tetapi itu mencakup segala hal lainnya. Tentang pekerjaan. Tentang kehidupan. Tentang percintaan.
Sisi baiknya, ternyata gue masih punya otak.

***

Ting!
Notif smartphone gue berbunyi. Ada Whatsapp masuk.
Dari grup.
Grup keluarga.
Kakak gue yang nomer dua, si Bucha, mengirimkan foto anaknya yang masih berusia sekitar 5 bulan. Lucu. Memang sudah lazim pada usia segitu, bayi sedang lucu-lucunya. Tentunya hal itu juga berlaku di dalam dunia perpacaran. Menginjak bulan kelima, pacaran harusnya juga sedang lucu-lucunya. Harmonis. Romantis. Kebelet pipis.
Sedihnya, hal itu gak berlaku di kehidupan gue saat ini. Gue gak punya pacar. Sesederhana itu. Di saat kedua kakak gue sudah memiliki teman hidup masing-masing, sementara itu pula gue masih sendiri. Bertemankan guling kamar yang kadang suka gue ajak ngobrol kalo gue sedang frustasi.
Pada suatu long weekend, kakak gue si Bucha berencana untuk datang ke rumah nyokap gue di Tangerang. Karena setelah menikah, dia berpindah domisili ke Bekasi. Ikut suaminya. Berbeda dengan Bucha, kakak gue yang satu lagi, si Kudil, masih tinggal satu atap sama gue, nyokap dan tentunya suaminya.
Satu hal yang gue perhatikan, keadaan keluarga gue banyak berubah.
Suasana.
Komposisi.
Kebersamaan.
Kedua kakak gue telah menikah. Kedua kakak gue yang biasa gue ajak bercanda, menyiram tanaman bersama-sama, berenang bersama-sama, kini hampir tiada pernah kami lakukan lagi.
Semua berubah….
Begitu juga para sepupu gue. Suasana saat kami mudik bersama ke Jogja, suasana saat kami bermalam bersama di puncak, suasana saat kami bergosip bersama di Depok atau Bintaro, sudah sangat jarang kita lakukan dengan formasi komplit. Sampai saat ini, mereka mulai menunjukkan perubahannya masing-masing. Beberapa anggota keluarga mulai berkurang. Dengan alasan: sedang di rumah pasangannya. Tapi tidak jarang juga mereka membawa pasangannya ke dalam acara keluarga.
Waktu terasa berjalan terlalu cepat.
Semua berubah….
Sementara itu, para orang tua pun juga bertambah tua. Bude gue, Pakde gue dan gak mau ketinggalan, nyokap gue juga ikut merayakan bertambahnya usia. Semua gak jadi masalah asalkan semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pula kebahagiaan mereka.
Kebahagiaan nyokap, tentunya juga menjadi kebahagiaan anak-anaknya pula. Melihat nyokap tertawa saat menerima hadiah Burger KFC dari gue, rasanya gue juga ikut berbahagia. Begitu juga dengan kesedihan nyokap. Pada saat nyokap gue sedih saat melihat Barcelona kalah, gue dengan sangat senang hati tertawa terbahak-bahak sambil guling-gulingan di atas pasir pantai yang kemudian tergulung ombak dan menjadi teman bintang laut.
Memberi makan malam berupa Burger KFC, mungkin baru itu yang bisa gue lakukan ke nyokap saat ini. Jauh dari dasar hati, gue juga ingin memberikan nyokap gue sesosok ‘teman ngobrol’. Mengingat nyokap gue yang sudah bukan mamah muda lagi, gue begitu ingin mengenalkan ke beliau seorang wanita yang dapat dipercaya untuk membimbing gue ke arah hidup yang lebih benar.
Mengingat nyokap yang kadang-kadang suka menyinggung perihal pasangan hidup….

***

Di usia gue yang sedang menginjak 23 tahun ini, bisa dibilang gue berada pada masa keemasan gue. Lulus kuliah, kerja, mencari pacar dan meniti masa depan. Tapi kenyataan tak selalu sesuai rencana.
Sementara gue masih sibuk mencari pacar, beberapa teman gue justru sedang sibuk mengurusi pernikahannya. Undangan pernikahan pun datang silih berganti. Mulai dari teman SD, SMP, SMA hingga teman kuliah.
Gak hanya teman-teman gue yang satu persatu mulai menikah, beberapa teman gue lainnya perlahan mulai menemukan tambatan hatinya. Bangsanya si Ojan, Dede Samin, mereka bisa dibilang saat ini –selain nongkrong sama gue-, juga memiliki waktu tersendiri yang dikhususkan untuk pacarnya. Yang berarti, gue gak bisa lagi seenaknya ngajakin mereka nongkrong. Justru seringnya acara dengan gue dan dengan pacar mereka, berbenturan.
Dengan sangat cerdas, mereka memilih pacarnya.
Semua berubah….

***

Waktu terus bergerak.
Usia terus bertambah.
Meski dalam artian sebenarnya, usia kita berkurang. Semua hanya permasalahan angka.
         Gue jadi teringat saat umur 8-9 tahun. Gue ingat di Indosiar, menyiarkan sinetron Lupus yang diperankan Irgi Fahrezi, Mona Ratuliu, Fahmi Bo, Fanny Fadilla dan masih banyak lagi. Sejak kecil, gue udah diracuni Lupus. Hingga gue sebesar sekarang, gue tetap cinta Lupus. Panutan gue dalam berkarya, menjalani kehidupan sehari-hari, banyak gue ilhami dari apa yang Lupus lakukan. Baik dari novel, sinetron atau layar lebar. Begitu juga soal percintaan. Gue sering mendambakan mendapat sosok pacar seperti Poppy, pacarnya Lupus. Atau paling standar, gue memimpikan mengalami kisah cinta yang sama seperti Lupus alami.
          Kini, para pemain Lupus banyak yang sudah menikah. Padahal, kalo dilihat lagi masa lalunya, mereka sangat cupu dan lugu lugu sekali. Kini mereka sudah menikah. Sudah dewasa. Semakin menua.
Semua berubah….
          Artis-artis cilik yang seumuran dengan gue juga beberapa sudah menua. Tina toon yang dulu sangat terkenal dengan bolo-bolo nya, kini beberapa kali terlihat di majalah pria dewasa. Joshua, dengan obok-obok nya, kini malang melintang di dunia stand up comedy.
            Mereka berubah…
Semua berubah….
         Begitu juga dengan beberapa artis lainnya. Vincent Desta yang dulu sangat terkenal sebagai host kocak paling menghibur dengan gaya anak mudanya, kini tetap menjadi host kocak paling menghibur dengan gaya anak mudanya yang sedikit dewasa. Mereka sudah menikah. Dengan istrinya masing-masing tentu saja.
           Begitu juga dengan para pemain bola dunia dan dalam negeri. Beberapa pemain bola idola di era gue, kini beberapa sudah memutuskan untuk gantung sepatu. Beberapa dari mereka memilih menjadi pelatih sepak bola. Sebut saja Zinedine Zidane dan Roy Keane.
Semua berubah….
            Bambang Pamungkas. Legenda sepakbola di Indonesia. Pemain yang sering gue idolakan di layar kaca. Pemain yang sering gue saksikan aksi lincahnya di layar kaca. Kini dapat gue temui secara langsung hampir setiap satu bulan sekali. Yang lebih gila lagi, gue juga sempat mendapat beberapa kesempatan untuk bermain bersama dia. Baik menjadi kipernya, atau menjadi kiper lawannya.
Semua berubah….
Dalam hal ini, perubahan positif menimpa gue.

***

            Pernah mendengar bahwa dunia ini sempit ?
Atau mendengar bahwa hidup ini terkadang seperti drama korea ?
            Beberapa kali gue sempat merasakannya. Seperti saat ini di kantor gue. Gue bertemu kembali dengan salah seorang teman gue sewaktu SD. Gue senang. Dia tetap ramah seperti waktu dulu. Gak mau melewati kesempatan, gue dan dia bernostalgia mengenang masa-masa bobrok kita masing-masing.
        Saat bertemu teman lama, hal yang paling menyenangkan memang membahas hal-hal masa lampau. Membahas mengenai kejadian apa saja yang dulu pernah terjadi. Betapa bodohnya kita. Betapa polosnya kita.
            Sehabis ngobrol, diam-diam gue mengamati adanya perubahan. Gue dan dia sudah sama-sama tua. Sudah sepuluh tahun kita gak bertemu. Sepuluh tahun adalah waktu yang tidak sebentar.
            Gue dan dia tumbuh.
Lingkungan pun juga ikut tumbuh.
Semua berubah….

***

Semakin tua, semakin berkembang pula pergaulan kita.
            Karena seiring menuanya kita, kita juga diharuskan berpindah ke tempat yang baru. Dari SD ke SMP, dari SMP ke SMA, dari SMA ke Kuliah, dari Kuliah ke Kerja, begitu seterusnya sampai kita meninggal. Dari hidup ke mati. Dari bernyawa ke tak bernyawa. Dari dunia ke akhirat.
            Di lingkungan yang baru, kita juga diharuskan bertemu dengan orang baru. Teman baru. Musuh baru. Sampai Gebetan baru.
            Gebetan datang dan pergi silih beganti. Beberapa memilih menetap, kebanyakan memilih pergi dengan tipenya. Gak jarang ada gebetan yang sudah usang, datang kembali menawarkan sapaan.   Membuka luka lama kembali terbuka. Mengingatkan bahwa kita gak pernah bisa melanjutkan hidup bersama.
            Entah sudah berapa gebetan yang pernah mampir di hidup gue ini.
Entah sudah berapa patah hati yang sudah gue alami selama 23 tahun ini.
Seperti salah seorang yang pernah gue ceritakan pada beberapa bab sebelum postingan ini. Dia jadi salah satu gebetan gue yang paling berpengaruh. Kejombloan gue dan kejombloan dia, bukan menjadi alasan bahwa kita harus bersama-sama melepas era kejombloan kita. Gue dan dia sama-sama berusaha mencari pasangan hidup. Hidup yang dalam arti sebenarnya. Hidup yang berarti menghabiskan usia sampai mati. Bukan hidup yang hanya dalam angan-angan penuh mimpi di dunia fantasi.
Penolakan dari dia, mengajarkan gue banyak hal. Gue harus lebih dewasa. Gue harus hidup sebagaimana usia gue semestinya. Gue harus lebih peka dengan dunia sekitar. Gue banyak belajar dari pengalaman patah hati. Untuk gue pakai di kehidupan baru pada masa depan.
Tujuannya cuma satu.
Yaitu biar gue gak patah hati lagi.

***

Kembali ke pokok permasalahan awal, terdapat begitu banyak perubahan dalam hidup gue yang sekarang.
Gue yang dulu pergi ke mana saja selalu minta duit nyokap, kini kebalikannya. Gue berperan sebagai pemberi. Bukan lagi penerima. Kecuali penerima gaji.
Gue yang dulu selalu dijagain nyokap, kini kebalikannya. Gue berperan sebagai penjaga. Termasuk penjaga gawang.
Gue yang dulu hidup layaknya gembel manja, kini kebalikannya. Gue berperan sebagai gembel manja yang sedikit dewasa. Terlihat dari gue yang berani memakai celana bahan dan sepatu formal saat kerja.
Hidup berputar.
Hidup berganti.
Hidup berubah.
Yang gue lihat saat ini, gue hanya ingin membalas budi kebaikan nyokap. Walau gue tau gue gak mungkin bisa setara. Gue cukup ingin membuat nyokap bangga.
Dengan kesuksesan gue jadi sarjana.
Dengan penghasilan gue tiap bulan.
Dengan……. memberikan beliau teman ngobrol.

Semua berubah…

Semoga berubah menjadi lebih baik……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berita Kehilangan

Avingga is Too Cool

Galau Turunan