Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Galau Turunan

“Wah! Anaknya cantik ya! Pasti turunan mamanya.” “Waduh! Anaknya bandel! Pasti turunan bapaknya.”                 Laki-laki memang sering dijadikan pelampiasan yang jelek-jelek.  Padahal kan gak semua laki-laki bandel. Perempuan juga bisa bandel. Begitu juga sebaliknya. Laki-laki juga bisa cantik. Anakmu memang mencerminkan siapa kamu. Kalo kamu bule, anakmu juga biasanya bule. Begitu juga sebaliknya. Kalo kamu bukan bule, anakmu biasanya juga bukan bule. Gue sendiri bukan termasuk yang bandel atau yang cantik. Dan juga bukan bule. Gue cuman remaja tanggung yang penuh dengan kesenduan cinta. Gue termasuk makhluk cemen yang sering baperan parah. Dikit-dikit galau. Dikit-dikit merenung. Tapi justru kegalauan gue itu yang bisa mengawali kesukaan gue terhadap dunia tulis menulis. Sesuatu yang berhubungan dengan hati memang gak baik buat dipendam sendiri. Lama kelamaan akhirnya gue mengerti mengapa gue sering galau. Gue akhirnya tau penyebab kesenduan gue dalam mengarungi keja

Pelajaran dari Pacar Pertama (Bagian 2)

Ada pepatah yang mengatakan ‘Orang Bijak Bayar Pajak’. Iya, emang gak nyambung sama cerita gue. Tapi menurut yang gue tau, kalo kita mau serius sama orang yang kita sayang, kita harus kenal juga sama orang tuanya. Dalam artian lain, kita harus nekat ke rumah pasangan kita dan secara tidak langsung, kita meminta restu dari orang tuanya. Syukur-syukur kita dapet uang jajan tambahan juga dari orang tua pasangan kita itu.             Paham seperti itulah yang ingin gue wujudkan di kehidupan nyata. Gue harus ke rumah Fira dan berkenalan dengan orang tuanya. Begitu juga sebaliknya. Fira harus ke kandang gue dan berkenalan dengan induk gue.             Singkat cerita, nyokap gue tergila-gila sama Fira. Nyokap gue memberikan segala jenis restu kepada hubungan gue dengan Fira.             “Dek, Fira cantikkk bangettt itu. Mami suka. Orangnya santun, terus enak diajak ngobrol. Pokoknya Mami suka kali lah sama dia.” Nyokap gue ngomong dengan logat Medan aksen Jawa.             “Kamu nant

2016 Sejauh Ini…..

Tentang nyokap, saudara, teman, artis idola, pemain bola, gebetan dan tentang diri sendiri. Ayam bengong Ayam sakit Beberapa hari belakangan ini, temen kantor gue sering menangkap basah kalo gue sedang bengong. Padahal gue gak lagi keramas. Kenapa harus basah ? Temen gue menyangka kalo gue sedang sakit. Temen gue gak sepenuhnya salah. Meski raga ini terlihat baik, tetapi tidak dengan batin. Saat batin tidak berfungsi dengan semestinya, suasana hati pun mengikutinya. Otak gue sedang dibebani pikiran. Pikirannya cuman satu. Antara bertahan atau pindah. Tetapi itu mencakup segala hal lainnya. Tentang pekerjaan. Tentang kehidupan. Tentang percintaan. Sisi baiknya, ternyata gue masih punya otak. *** Ting! Notif smartphone gue berbunyi. Ada Whatsapp masuk. Dari grup. Grup keluarga. Kakak gue yang nomer dua, si Bucha, mengirimkan foto anaknya yang masih berusia sekitar 5 bulan. Lucu. Memang sudah lazim pada usia segitu, bayi sedang lucu-lucunya. Tentunya hal i

Thiara Cancer

Orang yang selalu marah bila ditanya berapa berat badannya Orang yang selalu lupa bila ditanya berapa mantannya Orang yang paling asik diajak cerita Orang yang ternyata mempunyai hati bagai permata Aku masih ingat tentang rambut singamu Aku masih ingat tentang nama facebookmu Aku masih ingat tentang rok spanmu Aku masih ingat tentang sepatu converse ‘yes’ ‘no’ mu Berat badanmu yang tak pernah turun lagi Membuat kau harus terus beli baju lagi Indahnya kini kau tak terbuka lagi Hijab senantiasa menemani ke mana kau pergi Entah berapa pria yang pernah melekat di hatimu Gonta ganti mencari yang terbaik bagimu Begitu banyak yang berlalu Hingga akhirnya kau menemukan Abas sebagai tujuan hidupmu Ratusan cerita sedih pernah aku ceritakan Kisah galau terus menerus tak tertahankan Engkau dengan baik hati memberi masukan Terasa lega karena ku anggap kau petunjuk dari Tuhan Kini kau telah menjadi guru Betapa mulia hatimu Memperbaiki dunia lew

Puisi Puasa

Hal yang tak ingin kulewati Hal yang hanya terjadi setahun sekali Ramadhan kali ini Harusnya dapat menjadikanku pribadi yang lebih baik lagi Dua puluh tahun lebih sudah aku merasakan ramadhan Ratusan siang aku lewati tanpa makan Ratusan malam pula tarawih kulaksanakan Juga banyaknya euforia buka puasa bersama menimbulkan banyak kenangan Waktu puasa setengah hari Waktu buku agenda ramadhan yang tak pernah selesai kuisi Waktu pesantren kilat sekolah yang rajin kuhadiri (karena wajib) Semua tersimpan rapat di dalam hati Namun, Entah bagaimana kali ini tak kurasakan ramadhan yang sama Seperti yang pernah kualami pada tahun-tahun sebelumnya Keantusiasan yang kini mulai berkurang rasanya Keceriaan yang kini mulai tiada Ada apa ? Padahal ini adalah bulan yang istimewa Mungkin karena banyaknya pemikiran yang tiada guna Atau kini semua orang sangat sibuk dengan kepentingannya ? Atau, jenuhku yang menunggu agar kau peka ? Dulu menerima, kini

Bunga Tidur

(PUISI GEMBEL) Mimpi adalah kunci Hidup berawal dari mimpi Bukan mau nyanyi Bukan mau karaoke sendiri Bermula dari suatu malam di mana aku memimpikan seorang gadis pujaan Tepatnya, gadis yang pernah menjadi pujaan Tepatnya lagi, gadis yang diam-diam masih kujadikan pujaan Jauh lebih tepatnya lagi, gadis yang tak pernah menjadikanku pujaan Mimpi yang berkelanjutan ke dalam percakapan singkat sebuah social media Percakapan pula yang membawa kita kembali tatap muka Film AADC 2 jadi korban janji Studio 6 jadi tempat eksekusi Bangku merah bioskop jadi saksi Sementara Popcorn di sebelah terus digerogoti Sudut Coffee shop jadi tempat dokumentasi Satu Piccolo Latte, Satu Cotton Cheese Cake, Dan satu Peach Lemon jadi bahan konsumsi Tema kegalauan Tema keputusasaan Tema patah hati Semua pembicaraan bertemakan hati Ada apa dengan hati ? Ada apa dengan Cinta ? Ada apa dengan Rangga ? Ada apa dengan Memet ? Kenapa dia bisa menikah dengan Milly ? Jikalau di era